WELCOME TO MY BLOG
Sabtu, 30 April 2011 0 komentar

KESEDIHAN


Namaku Bening… Sebening bulir kristal yang menggantung di sudut mata tatkala pria atletis itu memintaku untuk berhenti bekerja. Gajinya cukup untuk memenuhi kebutuhan kami berdua katanya. Tidakkah ia tahu, bekerja bukan soal gaji belaka. Ada aktualisasi diri disana, ada rekan kerja yang lebih tepat disebut sahabat, ada proses berpikir sistematis, juga keputusan tegas yang tersaput selubung diplomasi.
Namaku Bening… Sebening bulir kristal yang menggantung di sudut mata tatkala pria yang ku panggil mas itu selalu mengecek posisiku. Memastikan aku berada di rumah setiap saat. Tak ada tempat bagiku, tidak juga bersama sobat kuliah dulu. Konsentrasi mengurus biduk pernikahan pintanya. Namun, berlayarkah sebuah biduk dengan satu orang saja yang mendayung? Ku rasa dua lebih cepat. Yang berarti memaksanya untuk lekas pulang kerumah dan bukannya terpaku di pojok caffe dengan dalih bertemu mitra bisnis (tentu saja ditemani perempuan dengan rok mini yang kau beri jabatan sekretaris). Jangan kira aku bodoh. Kepastian posisiku mengamankan kencanmu bersama para pelacur berpendidikan tinggi itu. Engkau memastikan bahwa aku tak menangkap basah aibmu.

Namaku Bening… Sebening tetes air  yang mengalir deras dari pelupuk mata tatkala pria yang seharusnya melindungi itu mendaratkan tangan kasarnya di pipi. Tingkahku terlalu binal katanya, seperti perek yang menjajakan diri di pinggir jalan. Padahal aku hanya bercakap sebentar dengan koleganya di pesta koktail tadi sore. Salahkah aku yang haus pergaulan ini tatkala bertanya basa – basi seputar bilangan Semanggi, Sudirman dan Thamrin ? Segitiga emas yang kurindukan semenjak kau memaksaku undur dari puncak karier cemerlang. Yang ku tapaki dari bawah dulu.
Namaku Bening… Sebening tetes air  yang mengalir deras dari pelupuk mata tatkala pria yang seharusnya menyayangi itu mencaciku. Merendahkan martabatku dengan kata – kata yang lebih tajam dari mata silet paling baru sekalipun. Pakaianku mengundang tatapan nakal cercamu. Tapi bukankah engkau yang berpesan agar aku tampil memukau ? Supaya jangan istrimu ini mendatangkan cemoohan bagimu. Dan ketika ku berdandan menawan hingga mengundang decak kagum lawan jenis, mengapa kau marah seperti singa kelaparan ? Aku kah yang salah bila para pria terhormat yang kau panggil kolega itu tak mampu menahan konaknya melihat sedikit belahan dada ini ? Salahkan mata mereka ! Jangan salahkan aku.
Namaku Bening… Sebening dan sedingin embun tatkala pria yang kusebut suami itu melucuti pakaianku setiap pagi padahal aku tak ingin. Meremas kasar payudara dan mencabik ganas seluruh tubuh ini. Memasukkan Mr. Happy yang tidak membuat aku happy.  Tanpa peduli apakah sedikit belainya itu cukup menghadirkan pelumas bagi daerah intimku. Tak diacuhkan rintih sakit atau erangan tak nyamanku. Bahkan itu semua bagai cambuk yang melecut birahinya bergerak lebih cepat hingga tergeletak kelelahan dengan air mani berceceran.

Namaku Bening… Sebening senyum ketika kutancapkan tajam pisau dapur di dadanya sesaat setelah ia terlelap sehabis memperkosaku. Aku memang istrinya, tapi bukan berarti ia boleh memaksa saat aku tak ada rasa. Atau mungkin aku sudah mati rasa. Apakah pernikahan mengijinkanmu merenggut kemerdekaan atas tubuhku sendiri ? Apakah pernikahan melegitimasi suami untuk merampas kebebasan ekspresi ? Akulah imam rumah tangga ini, begitu kilahmu tiap kali aku mengkritisi aturan dan keputusan konyolmu. Karena engkau imam maka tak ada lagi ruang untukku bicara. Karena engkau imam maka inputku pun tak kau indahkan.

Ku timbang masak  dan ku akhiri saja 10 tahun pernikahan tanpa anak ini dengan bencana. Aku benci pernikahan ini, karena telah menjadi wadah bagimu menjajah aku, memaksakan kehendak tanpa mau tahu perasaanku ! Ini adalah panggung sandiwara karena aku tak lebih dari boneka mainan sekaligus budak pelampiasan nafsu.
“Me..me..mengapa kau… kau…  lakukan ini Bening?” tanyamu terbata – bata. Darah segar mengalir dari lukamu.
“Karena aku bukan imam,” jawabku dingin sedingin lantai yang kuinjak seraya memperdalam hujaman pisau tajam ini – mengorek habis ulu hatimu.
Dan kau pun diam selamanya. Tanpa menyisakan lagi bening air mata di pipi mulusku.

0 komentar

KEADILAN

kEADILAN. Heeemm kata-kata itu sering banget kita dengar di kalangan manapun. KEADILAN berasal dari kata ADIL yang artinya segala sesuatu yang harus ditempatkan sesuai dengan proporsinya. Kalau secara umum sih, ADIL itu tidak berat sebelah. Dengan kata lain, ADIL itu memperlakukan atau menimbang sesuatu dengan cara serupa.
Daaaaaaaaaaan, bicara tentang keadilan, pengen curhat sedikit niih tentang yang berhubungan dengan KEADILAN. Atau mungkin sebenarnya lebih tepat dikatakan KE-TIDAK-ADILAN. Ke-tidak-adilan yang tercermin di dalam kelas. Maaf yaa buat  Ibu/bapak Dosen, saya ga bermaksud apa-apa kok tentang cerita ini. Hahahaha……

Saat pertama kali bergabung di kelas ini, suasananya menyenangkan dan cukup seruh untuk perkenalan pertama. Ga ada sesuatu yang aneh terjadi. Kawan-kawannya yang semula belum akrab, lambat laun mulai bisa mengakrabkan diri satu sama lain. Yaaa walaupun belum akrab banget sama semuanya siih. tapi eh tapi niih yaaa semakin lama dikelas ini, kok makin tercium hal-hal yang aneh yaaa??? Hhhmmmm huff…

Kadang-kadang niih yaaa tanpa disadari, dikelas itu sering terjadi pendiskriminasian. Kawan-kawan yang merasa dirinya mampu terkesan sombong untuk mau berbagi. Bahkan terkadang orang yang menurut kawan-kawan itu ‘kurang’ ga pernah dikumpulkan untuk diajak belajar bersama atau sejenisnya. Belum lagi pendiskriminasian yang belum lama ini terjadi, sikap anak-anak perempuanya yang masih kaya anak SMA (maklum dikit yaaa Bu namanya juga masih ABABIL, ABG LABIL maksudnya, hohohoho) yang kerjaannya dikit-dikit marahan, dikit-dikit main kata-kataan, dikit-dikit ngomongin dibelakang,pake ada Geng geng ga jelas. Tapi saya juga termasuk kaya gitu juga siih!! Tapi dikittt (sadar diri dikit aaah, wkwkwkwk). Pendiskriminasian para kawan-kawan perempuan/lelaki ini termasuknya !! (padahal Cuma hal sepele yang bias diomongin dan diselesaikan secara baik-baik) pasti langsung dicengin, ga ditegur sama sekali bahkan dilirik aja pun ogah. Bahkan sampai ada yang lebih parah dari sekedar didiemin, yaitu langsung di jauhin seketika. Ckckckck… :p

Selain pendiskriminasian, ada juga palak memalak (weiiiits udah kaya preman aja nih). Tapi palak memalak disini emang udah jadi suatu kewajiban siih kalau ada matakuliah yang ada fotocopy-annya(apalagi ketua kelas nya klo soal duit cepet). Tapi terkadang palak memalak untuk uang fotocopy-an ini yang suka jadi bahan pembicaraan dikelas karena MAHAAAAAAL. Padahal setau saya kalau fotocopy-nya banyak pasti dapat potongan harga –diskon gitu deeh dari mas mas tukang fotocopy’an. Nah terus kemana itu uangnya??? Yaaa mungkin buat sekalian bayarin yang udah capek-capek fotocopy sekalian juga bisa buat nyicil buat beli BB(black bery) dan juga sekalian buat upah yang fotocopy kali yaaa. Okeeeh lanjuuuuuut baaaaaaaaaaaang. . . . 

KE-Tidak-Adilan juga sering terjadi pada saat mengerjakan tugas. Emang siih namanya juga tugas, pasti dikerjakan secara pribadi atau bersama kelompoknya masing-masing. Tapi kalau ada yang ga tahu tetep boleh nanya kaaaan sama yang bisa??? Nah ini pendiskriminasian lagi niih, yang bias kadang ga mau berbagi, butuh rayuan maut seseorang buat minta tolong supaya bias diajarin atau dikasih sedikit laaah kisi-kisi jawabannya, hehheheheee…
Tapi ada juga oknum-oknum yang memanfaatkan hal ini untuk kepentingan pribadinya terutama untuk soal keuangan. Oknum-oknum tersebut ‘membisniskan’ (lebih tepatnya menjual) jawaban dari tugas yang mereka sudah tahu jawabannya –karena orang yang ahli menjawab itu diajak kerjasama juga oleh oknum tersebut. Hal ini lebih sering terjadi pada saat membuat LP atau LA untuk praktikum. Ga heran kalau terkadang LA atau LP dari beberapa orang akan sama.
Yaaaaaa walaupun itu salah satu perbuatan yang ga baik, tapi apa yang diperbuat oleh oknum-oknum itu juga ada manfaatnya lhooo, yaitu menguntungkan bagi kawan-kawan yang malas mengerjakan LP LA, dan juga bagi kawan-kawan yang berputus asa dengan kesulitan yang mereka alami saat membuat LP LA. Tinggal telepon atau ngomong langsung sama si oknum, siapin uang, bayar, urusan LP LA kelar deeeh (tapi agak mahal juga siih menurut para member sii oknum karena ga ada patokan harga tetap dalam pembuatan laporan).

Ada ke-tidak-adilan pasti ada ke-adilannya juga. Buat para kawan-kawan yang kadang mendiskriminasi, saat UTS atau UAS berlangsung mereka pasti akan berubah dan sedikit berbaik hati bagi kami-kami yang kurang mampu dalam hal pelajaran. Dan kata salah seorang dosen “Tempat duduk menentukan PRESTASI”. Itulah yang menjadi motto kami pada saat ujian berlangsung –kecuali ujian utama karena tempat duduk sudah ditentukan. Kami pasti berbondong-bondong menentukan dimana tempat duduk kami. Dan bagi yang dianggap mampu dalam pelajaran, pasti akan ditempat dudukan di tempat yang strategis agar bias berkomunikasi (baca: dicontek) dengan baik. Hehhehehee.. Dalam hal ini kami banyak berbagi, keadilan banyak terasa pada saat ujian berlangsung karena yaaa itu tadi TEMPAT DUDUK MENENTUKAN PRESTASI, dan yang di anggap mampu pasti membutuhkan kawan-kawan yang lain juga kalau tiba-tiba saja dia jadi LupIng (Lupa-Lupa Ingat) gitu deeeh.

Teruuuuus, keadilan terjadi lagi pada saat ada pendiskriminasian seseorang. Kami para kawan-kawan yang merasa berpihak netral akan merangkul siapa saja yang sedang terdiskriminasi. Tapi bukan berarti membela yang terdiskriminasi jika memang yang terdiskriminasi itu salah. Kami hanya bertugas merangkul siapa saja yang merasa sendiri, dan berusaha menasehati sang terdiskriminasi dan pendiskriminasi jika memang terjadi kesalahpahaman diantara mereka yang menyebabkan mereka saling menyalahkan satu sama lain –itupun jika nasehat kami didengar. Dan terkadang pahitnya bagi kami adalah “Habis Manis Sepah Dibuang”. Kami selaku pihak yang netral terkadang menerima perlakuan itu. Tapi yaaa kami tetap apa adanya, tetap legowo rek.
Hmmm apa lagi yaaa???

Kayaknya cukup deeeh, ga baik juga siih sebenarnya cerita beginian ke Ibu Dosen karena terkesan menjelek-jelekan kelas sendiri Tapi kelas 1KA11 tetap is the best. Tapi mau gimana lagi, wong saya juga bingung mau nulis apa untuk tugas yang bertemakan tentang keadilan ini. Jadi, yaaa mau ga mau, salah ga salah, akhirnya saya tulis juga tentang sedikit ‘kebobrokan’ kelas. Maaf yaaa Ibu Dosen. Saya benar-benar ga ada maksud macem-macem kok, ini Cuma sekedar bagian dari tugas aja. Maaf juga yaaa Bu kalau kata-kata saya ga ada baku-bakunya sama sekali. Hehhehehehe… namanya juga anak muda, sukanya tulisan yang kurang baku

Rabu, 06 April 2011 0 komentar

PENGERTIAN BUDAYA

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,pakaianbangunan, dan karya seniBahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu denganalam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk

 mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Pengertian kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Unsur-Unsur
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
  1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
    • alat-alat teknologi
    • sistem ekonomi
    • keluarga
    • kekuasaan politik
  2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
    • sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
    • organisasi ekonomi
    • alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
    • organisasi kekuatan (politik)
Wujud dan komponen
Wujud
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

  • Gagasan (Wujud ideal)
    Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilainorma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnyaabstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
  • Aktivitas (tindakan)
    Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
  • Artefak (karya)
    Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
    karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:

  • Kebudayaan material
    Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
  • Kebudayaan nonmaterial
    Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Hubungan Antara Unsur-Unsur Kebudayaan
Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:
 Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/18/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Tjangkollen_door_vrouwen_Karo-Hoogvlakte_TMnr_10010951.jpg/200px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Tjangkollen_door_vrouwen_Karo-Hoogvlakte_TMnr_10010951.jpg
http://bits.wikimedia.org/skins-1.17/common/images/magnify-clip.png
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup daripertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:

 Sistem mata pencaharian
Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:

 Sistem kekerabatan dan organisasi sosial
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajiansosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilinealklanfatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti,keluarga luaskeluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhlukyang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk salingberkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi,berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasiilmu pengetahuan dan teknologi.
 Kesenian
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/aa/%C3%84gyptischer_Maler_um_1400_v._Chr._001.jpg/200px-%C3%84gyptischer_Maler_um_1400_v._Chr._001.jpg
http://bits.wikimedia.org/skins-1.17/common/images/magnify-clip.png
Karya seni dari peradaban Mesir kuno.
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasratmanusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.
Sistem Kepercayaan
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agama
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religiatau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa InggrisReligion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:
... sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati. Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga memengaruhi kesenian.
 Agama Samawi
Tiga agama besar, Yahudi, Kristen dan Islam, sering dikelompokkan sebagai agama Samawi atau agama Abrahamik. Ketiga agama tersebut memiliki sejumlah tradisi yang sama namun juga perbedaan-perbedaan yang mendasar dalam inti ajarann ya. Ketiganya telah memberikan pengaruh yang besar dalam kebudayaan manusia di berbagai belahan dunia.
Yahudi adalah salah satu agama, yang jika tidak disebut sebagai yang pertama, adalah agama monotheistik dan salah satu agama tertua yang masih ada sampai sekarang. Terdapat nilai-nilai dan sejarah umat Yahudi yang juga direferensikan dalam agama Abrahamik lainnya, seperti Kristen dan Islam. Saat ini umat Yahudi berjumlah lebih dari 13 juta jiwa.
Kristen (Protestan dan Katolik) adalah agama yang banyak mengubah wajah kebudayaan Eropa dalam 1.700 tahun terakhir. Pemikiran para filsuf modern pun banyak terpengaruh oleh para filsuf Kristen semacam St. Thomas Aquinas dan Erasmus. Saat ini diperkirakan terdapat antara 1,5 s.d. 2,1 milyar pemeluk agama Kristen di seluruh dunia.]
Islam memiliki nilai-nilai dan norma agama yang banyak memengaruhi kebudayaan Timur Tengah dan Afrika Utara, dan sebagian wilayah Asia Tenggara. Saat ini terdapat lebih dari 1,5 milyar pemeluk agama Islam di dunia.
 Agama dan filsafat dari Timur
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/fe/Agni_god_of_fire.jpg/110px-Agni_god_of_fire.jpg
http://bits.wikimedia.org/skins-1.17/common/images/magnify-clip.png
Agni, dewa api agama Hindu
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agama dari timur dan Filosofi Timur
Agama dan filosofi seringkali saling terkait satu sama lain pada kebudayaan Asia. Agama dan filosofi di Asia kebanyakan berasal dari India dan China, dan menyebar di sepanjang benua Asia melalui difusi kebudayaan dan migrasi.
Hinduisme adalah sumber dari Buddhisme, cabang Mahāyāna yang menyebar di sepanjang utara dan timur India sampai Tibet, China, Mongolia, Jepang dan Korea dan China selatan sampai Vietnam. Theravāda Buddhisme menyebar di sekitar Asia Tenggara, termasuk Sri Lanka, bagian barat laut China, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Thailand.
Agama Hindu dari India, mengajarkan pentingnya elemen nonmateri sementara sebuah pemikiran India lainnya, Carvaka, menekankan untuk mencari kenikmatan di dunia.
Konghucu dan Taoisme, dua filosofi yang berasal dari Cina, memengaruhi baik religi, seni, politik, maupun tradisi filosofi di seluruh Asia.
Pada abad ke-20, di kedua negara berpenduduk paling padat se-Asia, dua aliran filosofi politik tercipta. Mahatma Gandhi memberikan pengertian baru tentang Ahimsa, inti dari kepercayaan Hindu maupun Jaina, dan memberikan definisi baru tentang konsep antikekerasan dan antiperang. Pada periode yang sama, filosofi komunisme Mao Zedongmenjadi sistem kepercayaan sekuler yang sangat kuat di China.
 Agama tradisional
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agama tradisional
Agama tradisional, atau kadang-kadang disebut sebagai "agama nenek moyang", dianut oleh sebagian suku pedalaman di AsiaAfrika, dan Amerika. Pengaruh bereka cukup besar; mungkin bisa dianggap telah menyerap kedalam kebudayaan atau bahkan menjadi agama negara, seperti misalnya agama Shinto. Seperti kebanyakan agama lainnya, agama tradisional menjawab kebutuhan rohani manusia akan ketentraman hati di saat bermasalah, tertimpa musibah, tertimpa musibah dan menyediakan ritual yang ditujukan untuk kebahagiaan manusia itu sendiri.
"American Dream"
American Dream, atau "mimpi orang Amerika" dalam bahasa Indonesia, adalah sebuah kepercayaan, yang dipercayai oleh banyak orang di Amerika Seri!kat. Mereka percaya, melalui kerja keras, pengorbanan, dan kebulatan tekad, tanpa memedulikan status sosial, seseorang dapat mendapatkan kehidupan yang lebih baik[9] Gagasan ini berakar dari sebuah keyakinan bahwa Amerika Serikat adalah sebuah "kota di atas bukit" (atau city upon a hill"), "cahaya untuk negara-negara" ("a light unto the nations"),[10] yang memiliki nilai dan kekayaan yang telah ada sejak kedatangan para penjelajah Eropa sampai generasi berikutnya.
Pernikahan
Agama sering kali memengaruhi pernikahan dan perilaku seksual. Kebanyakan gereja Kristen memberikan pemberkatan kepada pasangan yang menikah; gereja biasanya memasukkan acara pengucapan janji pernikahan di hadapan tamu, sebagai bukti bahwa komunitas tersebut menerima pernikahan mereka. Umat Kristen juga melihat hubungan antara Yesus Kristus dengan gerejanya. Gereja Katolik Roma mempercayai bahwa sebuah perceraian adalah salah, dan orang yang bercerai tidak dapat dinikahkan kembali di gereja. Sementara Agama Islam memandang pernikahan sebagai suatu kewajiban. Islam menganjurkan untuk tidak melakukan perceraian, namun memperbolehkannya.
Sistem ilmu dan pengetahuan
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error).
Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:

  • pengetahuan tentang alam
  • pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya
  • pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia
  • pengetahuan tentang ruang dan waktu
 Perubahan sosial budaya
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perubahan sosial budaya
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f5/Indig2.jpg/200px-Indig2.jpg
http://bits.wikimedia.org/skins-1.17/common/images/magnify-clip.png
Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan asing.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Ada tiga faktor yang dapat memengaruhi perubahan sosial:
  1. tekanan kerja dalam masyarakat
  2. keefektifan komunikasi
  3. perubahan lingkungan alam.[11]
Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.
Penetrasi kebudayaan
Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia[rujukan?]. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan AkulturasiAsimilasi, atau Sintesis.Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat[rujukan?]. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia.
Cara pandang terhadap kebudayaan
 Kebudayaan sebagai peradaban
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropapada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d3/Degas-_La_classe_de_danse_1874.jpg/150px-Degas-_La_classe_de_danse_1874.jpg
http://bits.wikimedia.org/skins-1.17/common/images/magnify-clip.png
Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (High Culture) olehEdgar Degas.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".
Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan
elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature)
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan "tidak alami" yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia. Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap mengekspresikan "jalan hidup yang alami" (natural way of life), dan musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap "tidak elit" dan "kebudayaan elit" adalah sama - masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan. Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur, yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.
Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum"
Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme - seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukanJerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria - mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam "sudut pandang umum". Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan "primitif."
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari kebudayaan induknya - mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan - perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau tempat bekerja.
Kebudayaan sebagai mekanisme stabilisasi
Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produkdari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.
 Kebudayaan di antara masyarakat
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umurrasetnisitaskelasaesthetikagamapekerjaan, pandangan politik dan gender,
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan
kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.

  • Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.
  • Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibidi Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.
  • Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.
  • Multikulturalisme: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.
Kebudayaan menurut wilayah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kebudayaan menurut wilayah
Seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi, hubungan dan saling keterkaitan kebudayaan-kebudayaan di dunia saat ini sangat tinggi. Selain kemajuan teknologi dan informasi, hal tersebut juga dipengaruhi oleh faktor ekonomimigrasi, dan agama.
Afrika
Beberapa kebudayaan di benua Afrika terbentuk melalui penjajahan Eropa, seperti kebudayaan Sub-Sahara. Sementara itu, wilayah Afrika Utara lebih banyak terpengaruh oleh kebudayaan Arab dan Islam.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/72/Hopi_weaver.jpg/150px-Hopi_weaver.jpg
http://bits.wikimedia.org/skins-1.17/common/images/magnify-clip.png
Orang Hopi yang sedang menenun dengan alat tradisional di Amerika Serikat.
Amerika
Kebudayaan di benua Amerika dipengaruhi oleh suku-suku Asli benua Amerika; orang-orang dari Afrika (terutama di Amerika Serikat), dan para imigran Eropa terutama SpanyolInggris,PerancisPortugisJerman, dan Belanda.
Asia
Asia memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda satu sama lain, meskipun begitu, beberapa dari kebudayaan tersebut memiliki pengaruh yang menonjol terhadap kebudayaan lain, seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tiongkok kepada kebudayaan JepangKorea, dan Vietnam. Dalam bidang agama, agama Budha dan Taoisme banyak memengaruhi kebudayaan di Asia Timur. Selain kedua Agama tersebut, norma dan nilai Agama Islam juga turut memengaruhi kebudayaan terutama di wilayah Asia Selatan dan tenggara.
Australia
Kebanyakan budaya di Australia masa kini berakar dari kebudayaan Eropa dan Amerika. Kebudayaan Eropa dan Amerika tersebut kemudian dikembangkan dan disesuaikan dengan lingkungan benua Australia, serta diintegrasikan dengan kebudayaan penduduk asli benua Australia, Aborigin.
Eropa
Kebudayaan Eropa banyak terpengaruh oleh kebudayaan negara-negara yang pernah dijajahnya. Kebudayaan ini dikenal juga dengan sebutan "kebudayaan barat". Kebudayaan ini telah diserap oleh banyak kebudayaan, hal ini terbukti dengan banyaknya pengguna bahasa Inggris dan bahasa Eropa lainnya di seluruh dunia. Selain dipengaruhi oleh kebudayaan negara yang pernah dijajah, kebudayaan ini juga dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani kuno, Romawi kuno, dan agama Kristen, meskipun kepercayaan akan agama banyak mengalami kemunduran beberapa tahun ini.
Timur Tengah dan Afrika Utara
Kebudayaan didaerah Timur Tengah dan Afrika Utara saat ini kebanyakan sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma agama Islam, meskipun tidak hanya agama Islam yang berkembang di daerah ini.
 
;